CORING DAN CORING ANALYSIS
Coring adalah proses pengambilan sample
atau contoh batuan dari dalam lubang bor. Core analisis merupakan tahapan
analisa setelah contoh batuan bawah permukaan (core) diperoleh. Tujuannya untuk
mengidentifikasikan karakteristik batuan bawah permukaan yang diwakili oleh
core yang diambil. Hasil analisa akan mendiskripsikan sifat-sifat petrofisik
yang akan digunakan dalam karakterisasi reservoar.
Proses coring terbagi menjadi dua metode, yaitu :
1.
Bottom
Hole Coring
Coring yang dilakukan bersamaan dengan
proses pemboran, sampel diambil pada dasar lubang.
2.
Side
Wall Coring
Coring dilakukan pada saat pemboran telah
terlewati. Sampel diambil pada dinding lubang bor pada kedalaman tertentu yang
dipilih berdasarkan log lithologi dan hasil analisa cutting.
1.1.
Bottom Hole Coring
Adapun macam-macam dari Bottom Hole Coring adalah, sebagai berikut :
a.
Conventional Coring
Pengambilan core dilakukan dengan menggunakan core bit biasa ( rotary core
bit) atau Diamond bit.
Ukuran core : diameter : 3 – 5 inchi
Panjang
: 30 – 70 ft
Keuntungan yang
didapat melalui metode conventional coring antara lain ukuran diameter core
besar hampir seperti ukuran lubang bor, persentasi perolehan core
formasi tinggi, dapat digunakan pada sebagian besar formasi, dan tidak
membutuhkan peralatan pemboran tambahan di permukaan. Kelemahan metode ini
adalah pada pentingnya proses pencabutan drill pipe untuk menjaga
kondisi core setelah tiap core dipotong.
Kelebihan
metode diamond coring antara lain umur bit lebih panjang,
kemungkinan pemotongan sampai 90 ft core setiap running,
persentase perolehan core tinggi, diameter core besar, dan dapat
disesuaikan untuk berbagai formasi. Kelemahan metode ini antara lain adalah
mahalnya bit dan core barrel, membutuhkan kondisi operasi
yang layak dalam penggunaan metode ini, setiap akan mengambil core dari core
barrel dilakukan round trip, dan membutuhkan operator yang
mengetahui operasional diamond coring.
b.
Wire Line Coring
Pengambilan
core dilakukan dengan menggunakan kabel. Tidak perlu mencabut rangkain pipa bor
pada saat mengambil core dari core barel.
Ukuran core : diameter : 11/8 – 2 inchi
Panjang : 10 –
20 ft
Kelemahan
metode ini antara lain penggunaan metode ini terbatas pada formasi lunak,
persentase perolehan core rendah, diameter core lebih kecil dari
pada metode conventional.
1.2.
Sidewall Coring
Pada metode
ini, sampel batuan (core) diambil dari dinding sumur yang telah dibor
terlebih dahulu pada kedalaman yang ditentukan. Pengambilan core
dilakukan saat pemboran dihentikan sementara, dengan cara menurunkan peralatan core,
yang dilengkapi dengan peluru yang berlubang (sebagai tempat core) dan
diikatkan pada kawat baja (wireline).
Peluru–peluru
tersebut dioperasikan secara elektris dari permukaan dan dapat ditembakkan
secara simultan baik bersama–sama atau sendiri–sendiri. Dengan menembusnya
peluru ke dalam dinding lubang bor maka core akan terpotong dan terlepas
dari formasi. Dengan adanya kabel baja yang berhubungan dengan peluru, maka
peralatan sidewall coring beserta core dapat diangkat ke
permukaan. Ukuran core
yang didapat dengan cara ini mempunyai diameter ¾ – 1
3/16 inci dan panjangnya hanya 2 ¼ inci.
Keuntungan
dari metode sidewall coring adalah mendapatkan sampel pada
kedalaman berapa pun setelah lubang dibor dan dapat membantu interpretasi log.
1.3.
Penanganan Core (Core Handling)
Penanganan core adalah semua proses yang dilakukan
setelah core sampai di permukaan.
Penanganan core ini meliputi :
- Pemotongan
- Pembungkusan.
- Pemberian label
1.3.1. Pemotongan Core
»
Setelah
sampai dipermukaan core dikeluarkan dari barel dan dipotong setiap 3 ft (atau ±
1meter ) dengan meggunakan core cutter. Tujuan dari pemotongan ini agar
memudahkan dalam pengangkutan ke laboratorium.
»
Setelah
core dikeluarkan semua dari barel kemudian core yang telah dipotong tersebut
disusun dalam box (tempat core, yang terbuat dari kayu atau fiber glass) dan
diberi tanda top dan bottomnya.
1.3.2. Pembungkusan Core
Tujuan dari pembungkusan ini
adalah agar core tidak mengalami perubahan kandungan fluida serta terjadi
kerusakan selama proses pengangkutan.
Ada 3 (tiga) cara pembungkusan
:
1. Pembungkusan dengan lilin (wax)
Langkah-langkahnya:
ð Core dibungkus dengan plastik tipis
ð Kemudian dibungkus lagi dengan kertas
alluminium (alluminium foil) dan diberi label
ð Diikat dengan tali dan dicelupkan dalam
wax (lilin)
2. Pipa PVC
Cara ini dilakukan dengan memasukkan core
kedalam pipa PVS dan kedua ujungnya ditutup rapat.
3. Fiber-Glass
Fiber glass sudah terpasang pada core
barel sehingga pada saat di permukaan sudah berada dalam pipa fiber-glass.
Kemudian core dipotong dan setelah itu diinjeksikan resin dengan maksud untuk
menjaga core agar tidak mengalami goncangan selama transportasi dan ujungnya
ditutup dengan rapat (dicelupkan pada wax).
1.3.3. Pemberian Label
Tujuan dari pemberian label
ini agar tidak terjadi kesalahan dalam interpretasi atau analisanya.
Penlabelan :
-
Nama
sumur
-
Kedalaman
-
Lapangan
-
Nomor
core
-
Tanda
panah Top-Bottomnya
Setelah pemberian label, core
dimasukkan dalam core box dan siap untuk dikirim ke laboratorium.
1.3. Analisa Core
Dengan melakukan analisa core akan diperoleh
informasi sebagai berikut :
- Dalam
bidang Teknik Pemboran
»
Sifat
mekanik dari batuan
»
Sifat-sifat
swelling
»
Pengaruh
zat-zat kimia dalam lumpur
- Dalam
bidang Teknik Produksi
»
Analisa
butiran
»
Penentuan
parameter untuk proyek peretakan dan pengasaman.
- Dalam
bidang Teknik Reservoir
»
Penentuan
kedalaman, ketebalan lapisan
»
Penetuan
porositas (f), permeabilitas (k) dan saturasi
»
Penetuan
sifat tekanan kapiler
Ada 3 teknik dalam melakukan analisa core yaitu
sebagai berikut:
- Conventional
core analysis dengan Plug kecil
- Whole core
analysis
- Side wall
core analysis
Data yang diperoleh dari ketiga teknik tersebut
adalah sebagai berikut:
- Conventional
core analysis dengan Plug kecil
a. permeabilitas
b. porositas
c. saturasi fluida
d. grain density
e. bulk density
- Whole core
analysis
Teknik ini digunakan karena adanya fracture
atau vugs, sehingga dengan teknik menggunakan small plugs menjadi tidak benar.
Data yang diperoleh, yaitu:
- permeabilitas
horisontal
- porositas
- saturasi
fluida
- Side wall
core analysis
Dilakukan sebagai pembanding dari
conventional core terutama pada penentuan saturasi fluida.
Ketiga teknik analysis di atas
biasa disebut sebagai analisa core rutin. Disamping itu masih ada analisa core
special yaitu analisa karakteristik batuan untuk mengevaluasi formasi yang
mencakup distribusi saturasi fluida dalam formasi serta karakteristik aliran 2
fasa di dalam formasi.
Data yang dapat diperoleh dari analisa core
special, antara lain:
-
Tekanan
kapiler
-
Relatif
gas/oil permeability (kro, krg)
-
Relatif
water/oil permeability
-
Formation
faktor dan resistivity ratio
-
wettabilitas
1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kondisi Core
Idealnya core yang didapat mempunyai kondisi yang
sama seperti sebelum diambil (in-situ). Tetapi hal itu tidak mungkin diperoleh
karena selama proses pemboran dan pengangkatan core ke permukaan akan terjadi perubahan
pada core dan kandungannya.
Ada 2 (dua) faktor penyebab terjadinya perubahan
core, yaitu :
1. Adanya pembilasan (flushing) oleh lumpur
pemboran saat operasi coring sehingga menyebabkan kandungan hidrokarbon akan
berkurang dan kandungan air meningkat.
2. Penurunan Tekanan dan Temperatur
Adanya penurunan tekanan dan temperatur
menyebabkan gas yang terlarut dalam minyak akan terbebaskan. Peristiwa tersebut
adalah gambaran miniatur dari “Dissolved Gas Drive“ (sehingga gas yang
terbebaskan tersebut akan mendorong minyak dan air keluar dari pori).
Akibatnya saturasi fluida dalam core yang
sampai dipermukaan terdiri dari:
§ minyak sisa
§ sejumlah air yang merupakan jumlah dari
filtrat lumpur dan air reservoir.
§ Sejumlah gas
Alhamdulillah menambah wawasan tentang coring, terimakasih
BalasHapus